Wednesday, October 22, 2008

Distraction

Cari-cari distraction...

Biasanya dilakukan untuk mengalihkan perhatian dari yang kita fokuskan sekarang, baik itu fokus yang sesuai kemauan, maupun fokus yang diluar kemauan. Distraction bisa mulai dicari dari hal yang sangat simpel sekalipun.

Yapp.. mulai dari men-distract pikiran sendiri dulu. Coba pikirkan apa saja, selain sesuatu yang kita ingin hilangkan dari pikiran kita. Apa aja deh, mau jus tomat atau sepatu sendal bolong. Semakin gak penting objeknya, biasanya akan semakin efektif. Mungkin hal ini ga biasa diterapkan oleh semua orang karena kita mencoba cari distraction tanpa alat bantu.

Maka kita beralih menggunakan alat bantu.

Musik..musik..musik..

Menurut gw musik adalah tool yang paling simpel dan berkompeten untuk menciptakan distraction. Musik itu lebih ringan untuk dicerna dibandingkan kalau kita baca buku atau nonton film. Dan efeknya? jauh lebih instan dibandingkan alat bantu lainnya. Gw rasa musik juga dapat memanipulasi mood dan pikiran gak kalah cepatnya.

Jangan lupa, musik yang didengar juga harus sesuai kebutuhan men-distract. Kalau lagi pengen cari distraction untuk tidak memikirkan seseorang, ya jangan dengerin yang mellow-mellow gitu, cari yang up beat atau membangkitkan (Indonesia Raya juga boleh !).


Oke, ga semua orang suka dan gampang termanipulasi oleh musik. Kita beralih ke interaksi sosial.

Disini gw bicara tentang interaksi yang beneran. Tatap muka, bukan chatting, sms, atau telponan. Kenapa gw exclude yang itu? karena hal-hal tersebut tidak mengubah keadaan kalau anda sebenarnya tetap sendiri. Kita ga akan ngerasain atmosphere seperti kalau kita tatap muka langsung. Interaksi langsung memiliki banyak kelebihan, terutama kalau lebih rame.

Kita bisa saja melontarkan jokes yang tentunya dilanjutkan dengan haha-hihi. Ya, disini gw lebih emphasise ke haha-hihi karena hal itu cukup manipulatif. Nah, haha-hihi secara langsung ini jauh lebih memuaskan ketika kita berinteraksi secara langsung ketimbang haha-hihi dibelakang monitor atau handphone.

Sayangnya menurut gw, interaksi sosial ini bisa menjadi gak efektif karena nantinya kita bisa merasakan perbedaan suasana ketika ngumpul dan pasca ngumpul. Kita bisa aja malah jadi merasa 'ada yang hilang' kalau kita sendirian lagi pasca interaksi.

//OOT dulu.
Selain mengalihkan, ada alternatif lain yaitu meredam. Untuk non-atheis, gw pikir ga ada cara yang lebih baik selain beribadah.
//ends

Cukup bullshitting-nya.

Beralih ke pengalaman gw..

Dalam interval waktu tertentu, kondisi gw bisa aja fruktuatif. Ga jarang gw butuh distraction untuk kembali menjernihkan pikiran. Berikut beberapa upaya distracting yang gw pernah lakukan belakangan ini:

1. Mikirin 'telor sama ayam duluan mana' untuk mengalihkan pikiran dari seseorang, ga jauh-jauh dari cewe lah.

2. Dengerin lagu-lagu sesuai kebutuhan. Mungkin dengerin genre post-rock, shoegaze, downtempo kalau lagi butuh menstabilkan mood yang meluap-luap. Genre alternative rock, electronic, eksperimental, dan yang revival lainnya untuk sebaliknya.

3. Ngumpul rame-rame untuk mengalihkan kekecewaan, tekanan yang bukan merupakan tanggung jawab, dll. Bahkan hanya cuma ngamper di Circle K pun, itu juga sudah membantu. Bisa juga diisi kegiatan lainnya seperti nonton atau makan-makan selama feel untuk haha-hihi masih dapet.

4. Jalan berdua atau bertiga untuk menghindari kejenuhan dari rutinitas, walaupun terkadang ada niat lain juga. Dengan personil segitu, pembicaraan atau jokes tentunya akan lebih intense. Sampai gw sempet dianggap nyolot sama salah satu temen akibat jokes yang terlalu intense.

5. Merhatiin pelajaran di kelas dengan seriusnya juga untuk mengalihkan kekecewaan. Jangan salah, dengan merhatiin pelajaran gw bisa gabung dengan anak lain untuk ngerjain latihan. Nah, approach gw itu adalah haha-hihi di sela-sela excercise.

That's it !

Semuanya tetep kembali ke diri masing-masing. Apakah dia mau ikutin flow? me-resist situasinya dia sekarang? atau beralih cari-cari distraction?

Friday, October 17, 2008

Some Lecturer's Signature Quotes, Part 2

Charles Lim
"See the big picture"
"Then you find 'aaa.. haa !'"
"Don't just haha-hihi"
"Once you tell your uneg-uneg.."

Gw harus akui kalo pak Charles ini ekspresif kalo lecturing, keliatan dari intonasi dan gesture-nya. Course-nya adalah 'System Thinking', jarang ada tuh di kampus-kampus lain. Dia, selalu encourage kita untuk berpikir 'outside the box' dan melihat sesuatu secara keseluruhan.


Boy Avianto
"The idea is..."
"...And that's the idea !"

Dosen pengguna Machintosh pertama yang gw dapet, ngajar Multimedia. Keliatan sih paling berjiwa muda, dan emang masih muda. Punya account last fm juga lho !


Nurhendra W.S. (Wery Secret!)
"Ques'enn?"
"That's it !"
"Oh man, we're late, we can not finish at 2.00 !"
"Absen-absen-absen.."
"Copy-copy-copy.."
"That's top secret !"
"What's that man? Bible Black?"

Dosen paling 'ngasal' yang pernah gw dapet sejauh ini. Asik sih orangnya, tapi ya gitu.. Ngajarnya cepet banget, yang mestinya dapet 3 jam, sering dikompres jadi sekitar 1 jam. fuuhh.. Balikin duit SKS kami !

Sunday, October 5, 2008

One Third Thumb Rule

if you don't mind, please check my shots here:
*click the thumbnail to enlarge it*
















Have you found out the similarities?
The idea is attempting to put the objects on the photo while minimizing the blocked effect of the main attraction.

As simple as that.
I'm sure you're already get the sense ~xD

Merasa Lebih Computer Science

Butuh 2 semester buat gw untuk benar-benar merasakan jadi siswa computer science (CS).

Terus kenapa baru selama itu?

Meskipun gw anggep semua mata kuliah itu penting dan bermanfaat, tapi lebih kurang mata kuliah dari semester 1 dan 2 itu masih agak umum lah, not so CS. Mulai dari Character Building, Bussiness Management and Leadership, dan lain sebagainya.

Berbanding terbalik dengan semester 3 ini, kami dapet semua mata kuliah inti. Gak ada lagi intermezzo dan nyambi-nyambi, semua sudah berurusan langsung dengan ilmu komputer. Sayangnya dengan situasi demikian, gw malah jadi merasa less happy.
Harus benar-benar dipertanyakan nih passion gw kemana sebenarnya.

Hal lainnya yang bikin gw merasa lebih CS adalah rasa kebersamaan antar anak-anak. Semester-semester sebelumnya gw ngerasa kalo kita ini kok geek banget. Bisa dibilang cukup individualis, gak dapet chemistery nya deh.

Mulai Semester ini gw berasa lebih nyatu aja gitu, walaupun masih ada aja anak-anak yang tetap mengasingkan diri. Setidaknya mulai muncul sense of belonging diantara kami. Modal baik buat melangkah kedepan.. hohoh..